BTC USD 96,509.9 Gold USD 2,895.74
Time now: Jun 1, 12:00 AM

Penjelasan Ulama Tentang Hadits Kullu Bidatin Dholalah_Part 2

Al Imam Al Hafidz Ibnu Hajar al Asqolani dalam Fathul Bari :
وَالْمُرَادُ بِقَوْلِهِ كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ مَا أُحْدِثَ وَلَا دَلِيْلَ لَهُ مِنَ الشَّرْعِ بِطَرِيْقٍ خَاصٍّ وَلَا عَامٍّ

Dan yang dikehendaki dengan Hadits Kullu Bidatin Dholalah adalah perkara yang diadakan dan baginya tidak terdapat dalil (yang bersumber) dari syara, baik dengan jalan Khusus maupun dalil umum. (Fathul Bari Syarah Shohih Al Bukhori, vol. 13, hlm. 254)

Al Allamah Muhammad Abdur Rouf al Manawi dalam Faidhul Qodir :
وَقَوْلُهُ وَكُلُّ إِلَى آخِرِهِ عَامٌ مَخْصُوْصٌ

Dan adapun Sabda Rosul Wa Kullu dst.. adalah Am Makhsush (Faidhul Qodir syarah Al Jamius Shoghir, vol. 2, hlm. 217, Shameela) (artikel 16)

PEMBAGIAN BIDAH

Para Ulama terutama dari kalangan Syafiiyyah membagi bidah sebagai berikut:

Imam Syafiiy dalam Manaqib As Syafii lil Baihaqi :
اَلمُحْدَثَاتُ ضَرْبَانِ:مَا اُحْدِثَ يُخَالِفُ كِتَابًااَوْسُنَّةً اَوْ أثَرًا اَوْ اِجْمَاعًا فَهَذِهِ بِدْعَةُ الضّلالَةُ وَمَااُحْدِثَ مِنَ الْخَيْرِ لاَيُخَالِفُ شَيْئًامِنْ ذَالِكَ فَهَذِهِ بِدْعَةٌ غَيْرُ مَذْمُوْمَة

Bidah (muhdatsat) ada dua macam; pertama, sesuatu yang baru yangmenyalahi al-Quran atau Sunnah atau atsar atau Ijma, dan itu disebut bidah dholalah(tersesat). Kedua,sesuatu yang baru dalam kebaikan yang tidak menyalahi al-Quran, Sunnahatau atsar atau Ijma dan itu disebut bidah yang tidak tercela. (Al-Baihaqi, dalam Manaqib as-Syafii, 1/469).

Al Imam Al Hafidz An Nawawi dalam Tahdzibul Asma wal lughot :
هِيَ أي ألْبِدْعَةُ مُنْقَسِمَةٌ إِلىَ حَسَنَةٍ وَ قَبِيْحَةٍ (تهذيب الاسماء واللغات)

Bidah terbagi menjadi dua ; Bidah Hasanah (baik) dan Bidah Qobihah (buruk). (Tahdzibul Asma wal lughot, vol. 3, hlm. 22)

Al Hafidz Ibnu Hajar al Asqolani dalam Fathul Bari :
وَالْبِدْعَةُ أَصْلُهَا مَا أُحْدِثَ عَلَى غَيْرِ مِثَالٍ سَابِقٍ وَتُطْلَقُ فِي الشَّرْعِ فِي مُقَابِلِ السُّنَّةِ فَتَكُوْنُ مَذْمُوْمَةً وَالتَّحْقِيْقُ أَنَّهَا إِنْ كَانَتْ مِمَّا تَنْدَرِجُ تَحْتَ مُسْتَحِسَنٍ فِي الشَّرْعِ فَهِيَ حَسَنَةٌ وَإِنْ كَانَتْ مِمَّا تَنْدَرِجُ تَحْتَ مُسْتَقْبَحٍ فِي الشَّرْعِ فَهِيَ مُسْتَقْبَحَةٌ وَإِلَّا فَهِيَ مِنْ قِسْمِ الْمُبَاحِ وَقَدْ تَنْقَسِمُ إِلَى الْأَحْكَامِ الْخَمْسَةِ

Bidah, makna asalnya adalah : sesuatu yang dikerjakan tanpa mengikuti contoh sebelumnya. Dalam syara bidah diucapkan sebagai lawan sunnah, sehingga bidah itu pasti tercela. Sebenarnya apabila bidah itu masuk dalam naungan sesuatu yang dianggap baik menurut syara, maka disebut bidah hasanah (baik). Bila masuk dalam naungan sesuatu yang dianggap buruk menurut syara, maka disebut bidah mustaqbahah (tercela). Bila tidak masuk dalam naungan keduanya, maka menjadi bagian mubah (boleh). Dan terkadang bidah itu dapat dibagi menjadi lima (hukum). (Fathul Bari Syarah Shohih Al Bukhori, vol. 4, hlm. 235)

Pendapat ini disetujui pula oleh Al Imam Muhammad bin Ali as Syaukani, salah satu Ulama Syiah Zaidiyyah yang dikagumi kaum Wahabi, dalam kitabnya Nailul Author 3/25.

Al Imam Badruddin Al Ain dalam Umdatul Qori Syarah Shohih Bukhori :
وَالْبِدْعَةُ لُغَةً كُلُّ شَيْئٍ عُمِلَ عَلَى غَيْرِ مِثَالٍ سَابِقٍ وَشَرْعًا إِحْدَاثُ مَا لَمْ يَكُنْ لَهُ أَصْلٌ فِي عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ وَهِيَ عَلَى قِسْمَيْنِ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٍ وَهِيَ الَّتِي ذَكَرْنَا وَبِدْعَةٍ حَسَنَةٍ وَهِيَ مَا رَآهُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَسَنًا وَلَا يَكُوْنُ مُخَالِفًا لِلْكِتَابِ أَوِ السُّنَّةِ أَوِ الْأَثَرِ أَوِ الْإِجْمَاعِ وَالْمُرَادُ هُنَا اَلْبِدْعَةُ الضَّلَالَةُ

Bidah, secara bahasa adalah setiap sesuatu yang dikerjakan tanpa mengikuti contoh sebelumnya. Dan dalam syara adalah mengadakan sesuatu yang tidak ada asal (sumber) pada masa Rosululloh. Bidah terbagi menjadi dua; Bidah Dholalah (sesat) yaitu apa yang telah kami jelaskan, dan Bidah Hasanah (baik) yaitu apa yang dipandang ummat Islam baik dan tidak menyalahi Kitab atau Sunnah atau Atsar atau Ijma. Dan yang dikehendaki disini adalah Bidah Dholalah. (Umdatul Qori Syarah Shohih Al Bukhori, vol. 8, hlm. 396)

Al Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al Haitsami (w. 974 H) :
وَالْحَاصِلُ:أَنَّ الْبِدَعَ الْحَسَنَةَ مُتَّفَقٌ عَلَى نَدْبِهَا,وَهِيَ:مَاوَافَقَ شَيْأً مِمَّامَرَّ وَلَمْ يَلْزَمْ مِنْ فِعْلِهِ مَحْذُوْرٌ شَرْعِيٌّ,وَمِنْهَامَا هُوَفَرْضُ كِفَايَةٍ,كَتَصْنِيْفِ الْعُلُوْمِ وَنَحْوِهَامِمَّامَرَّ.

Kesimpulan : Sesungguhnya bidah-bidah hasanah adalah sesuatu yang telah disepakati atas ke-sunnahannya, dia adalah perkara yang sesuai dengan sesuatu dari apa yang telah lewat (al quran, as sunnah, ijma, atau atsar) dan untuk mengerjakannya tidak berkaitan dengan apa yang dicegah oleh syara. Sebagian ada yang fardu kifayah, seperti mengarang ilmu dan semisalnya. (Fathul Mubin Syarah Arbain, hal 223-224)

Selanjutnya beliau berkata :
وَأَنَّ الْبِدَعَ السَّيِّئَةَ وَهِيَ:مَا خَالَفَ شَيْأً مِنْ ذَلِكَ صَرِيْحًا أَوْ إِلْتِزَامًا قَدْ تَنْتَهِي اِلَى مَا يُوْجِبُ التَّحْرِيْمَ تَارَةً , وَالْكَرَاهَةَ أُخْرَى , وَاِلَى مَا يُظَنُّ اَنَّهُ طَاعَةٌ وَقُرْبَةٌ

Dan sesungguhnya bidah-bidah sayyiah (buruk) adalah apa-apa yang menyelisihi sesuatu dari semua (al quran, as sunnah, ijma, atau atsar) baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bidah macam ini kadang berujung pada perkara yang menyebabkan haram dan atau makruh, kadang pula berujung pada persangkaan bahwa ia adalah thoat dan ibadah (mahdho). (Fathul Mubin Syarah Arbain, hlm. 224)

As Sayyid Abdulloh bin As Siddiq Al Ghimari Al Husaini ( w. 1413 H )
وَأَنَّ الْبِدْعَةَ فِي عُرْفِ الشَّرْعِ نَوْعَانِ مَحْمُوْدَةٌ وَمَذْمُوْمَةٌ

Dan sesungguhnya bidah dalam pengertian syara ada dua macam ; Mahmudah (terpuji) dan Madzmumah (tercela). (Itqonus Shunah Fi Tahqiqi Manal Bidah)

Syaikh Taqiyyuddin Ahmad Ibnu Taymiyyah Al Harroni
وَمِنْ هُنَا يُعْرَفُ ضَلَالُ مَنْ ابْتَدَعَ طَرِيقًا أَوْ اعْتِقَادًا زَعَمَ أَنَّ الْإِيمَانَ لَا يَتِمُّ إلَّا بِهِ مَعَ الْعِلْمِ بِأَنَّ الرَّسُولَ لَمْ يَذْكُرْهُ وَمَا خَالَفَ النُّصُوصَ فَهُوَ بِدْعَةٌ بِاتِّفَاقِ الْمُسْلِمِينَ وَمَا لَمْ يُعْلَمْ أَنَّهُ خَالَفَهَا فَقَدْ لَا يُسَمَّى بِدْعَةً قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ : الْبِدْعَةُ بِدْعَتَانِ : بِدْعَةٌ خَالَفَتْ كِتَابًا وَسُنَّةً وَإِجْمَاعًا وَأَثَرًا عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَذِهِ بِدْعَةُ ضَلَالَةٍ . وَبِدْعَةٌ لَمْ تُخَالِفْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَهَذِهِ قَدْ تَكُونُ حَسَنَةً لِقَوْلِ عُمَرَ : نِعْمَتْ الْبِدْعَةُ هَذِهِ هَذَا الْكَلَامُ أَوْ نَحْوُهُ رَوَاهُ البيهقي بِإِسْنَادِهِ الصَّحِيحِ فِي الْمَدْخَلِ

Dari sisni dapat diketahui kesesatan orang yang membuat-buat cara atau keyakinan baru, dan ia berasumsi bahwa keimanan tidak akan sempurna tanpa jalan atau keyakinan tersebut, padahal ia mengetahui bahwa Rosululloh, tidak pernah menyebutnya. Pandangan yang menyalahi nash adalah bidah berdasar-kan kesepakatan kaum Muslimin. Sedangkan pandangan yang tidak diketahui menyalahinya, terkadang tidak dinamakan bidah. As Syafii berkata : Bidah itu ada dua ; Bidah yang menyalahi al quran, sunnah, ijma, dan atsar sebagian sahabat Rosululloh shollallohu alaihi wasallam, maka ini disebut Bidah Dholalah. Dan Bidah yang tidak menyalahi hal tersebut, ini terkadang disebut Bidah Hasanah, berdasarkan perkataan Umar : Inilah sebaik-baik bidah. Pernyataan As Syafii ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi dengan sanad yang sohih dalam kitab al Madkhol. (Majmu Fatawa Ibni Taimiyyah, vol. 20, hlm. 163)

Al Imam al Hafizh Ibnu Rojab yang bermadzhab Hanbali sebagaimana disebutkan dalam Itqonus Shunah:
قَالَ الْحَافِظُ اِبْنُ رَجَب فِي شَرْحِهِ: وَالْمُرَادُ بِالْبِدْعَةِ مَا أُحْدِثَ مِمَّا لَا أَصْلَ لَهُ فِي الشَّرِيْعَةِ يَدُلُّ عَلَيْهِ، وَأَمَّا مَا كَانَ لَهُ أَصْلٌ مِنَ الشَّرْعِ يَدُلُّ عَلَيْهِ فَلَيْسَ بِبِدْعَةٍ شَرْعًا، وَإِنْ كَانَ بِدْعَةً لُغَةً اهـ.

Berkata al Hafizh Ibnu Rojab : Yang dikehendaki dengan bidah adalah perkara yang diadakan yang sama sekali tidak memiliki asal (dalil) dalam syariat yang menunjukkan atas (kebolehan)nya. Adapun perkara yang memiliki asal (dalil) dari syara yang menunjukkan atasnya maka ia bukanlah bidah menurut syara, meskipun bidah menurut bahasa.

( oleh: Ustadz Abu Hilya )

Comments

There are no comments to display.

Blog entry information

Author
jumatmajid
Views
297
Last update

More entries in Others

More entries from jumatmajid

Back
Top
Log in Register